Jika manusia mengikuti kehendak amarah dan syahwatnya, meka timbullah penguasaan setan dengan perantaraan hawa nafsunya, akhirnya hatinya menjadi tempat bersarangnya setan. Sebab hawa nafsu adalah tempat pengembalaan setan.
Manakala angan-angan dan perasaan manusia menguasai hatinya karena tuntuan hawa nafsunya, maka setan pun mendapatkan ruang dan peluang untuk menancapkan pengaruh di dalamnya.
Pintu masuk setan ke dalam hati manusia berbagai cara maka jauhilah sifat-sifat berikut ini.
1. Jangan Iri hati.
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(Q.S. An Nisa’, 4:32)
2. Hindari Emosi dan Ambisi.
Firman Allah: Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Rabbmu, dan janganlah kamu seperti orang (Yunus) yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdo'a sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya). (Q.S. Al Qalam, 68:48)
Berikutnya: Dan Aku tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
(Q.S. Al Haj, -22:52)
3. Jangan Rakus dan Tamak.
Firman Allah: " dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan".
(Q.S. Al Fajr, 89:20)
4. Hindari Mempercantik Diri
Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah. dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik,(Q.S. At Taubah-9:120)
5. Jangan bermewah-mewahan.
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, (Q.S. At Takasur, 102:1)
4. Tidak Tergesa-gesa:
Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (azab) -Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera (Q.S. Al Anbiya, 21:37).
Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan ." (Q.S. Taha, 20:114).
5. Tidak Cinta Harta.
Sifat menumpuk-numpuk harta pada hakikatnya mengajak kepada siksa neraka yang dijanjikan Allah. Inilah penyebab kekikiran dan takut akan jatuh miskin sehingga enggan untuk bershadaqah.
Firman Allah: Dan janganlah sehagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.(Q.S. Al Baqarah, 2:188).
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (Q.S. At Taubah, 9:34)
6. Jangan Takut kepada selain Allah.
Dan dari mana saja kamu keluar, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Dan agar Kusempurnakan ni`mat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.(Q.S. Al Baqarah, 2:150)
7. Tidak Fanatik.
Sifat fanatik atau ta’assub dalam bermadzhab, mengikuti hawa nafsu, dedam dalam permusuhan, memandang orang lain dengan pandangan yang rendah dan suka menghinakannya. Mencaci-maki dan selalu menyebut kekurangan orang lain merupakan sifat yang ditimbulkan dari sifat-sifat binatang buas. Ketika syetan menumbuhkan kesan pada lubuk hati manusia bahwa sifat yang demikian adalah benar maka manusia akan merasa selalu berbuat benar.
Dengan demikian ia merasa bangga telah mengerjakan sesuatu untuk agama dan kebenaran padahal ia telah terjerumus dalam tipu muslihatnya setan.
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?"
(Q.S. Al Baqarah-2:170)
8. Jangan Ragu-ragu.
Manusia yang mengajak orang-orang awam ke dalam kancah pemikiran tentang hakikat Dzat Allah, Sifat-sifat-Nya dan masalah-masalah yang tidak terjangkau lainnya, sehingga menimbulkan keragu-raguan.
Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Allah-lah yang telah menurunkan kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Aku datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Qur'an itu diturunkan dari Rabbmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu.(Q.S. Al An’am, 6:114)
9. Jangan berburuk sangka.
Barangsiapa menilai buruk orang lain atas dasar prasangka buruk, maka syaitan akan mendorongnya agar ia mencari-cari kesalahannya, sehingga hancurlah reputasi seseorang.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(Q.S. Al Hujurat, 49:12)
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.
(Q.S. Al A’raf, 7:201)
Bersambung.
Sydney, 23 Oktober 2013.
Ki H. Dr. Ihwan Natapradja.

No comments:
Post a Comment