Tingkatan takwa itu ada karena dosa-dosa yang dapat menjauhkan keimanan dan katauhidan itu berbeda-beda antara lain kita harus menjauhi dari dosa-dosa sebagai berikut:
1. DARI DOSA SYIRIK:
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, dan Allah mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya (QS-4:116).( Selanjutnya pelajari bab Syirik pada bab lain dalam buku ini.)
2. DARI DOSA BESAR:
Orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya (QS-25:43).
3. DARI DOSA KECIL
4. DARI MAKRUH.
5. DARI MUBAH
6. DARI KETIDAK IKHLASAN:
Iblis akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Ku yang mukhlis di antara mereka.(QS-38:82-83)
Bagaimana cara meningkatkan takwa.
Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka dengan kesombongan jahiliyah, lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu'min dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya (QS-48:26). Orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Allah Yang Berkuasa (QS-54:54-55).
a. Dengan Taubat.
Taubatan- meningkatkan ketakwaan dengan taubatan nasuha atau taubatan semu: Dan Allah-lah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan,(Q.S. Asy Syura, 42:25)
Dengan taubat ketakwaan dapat dicapai, karena ‘orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’. (Q.S. Al Furqan, 25:70).
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(Q.S. Ali Imran, 3:133-134).
b. Menjaga kebersihan ruh dan jiwa :
Menjaga, memelihara dan membersihkan ruh untuk meningkatkan ketakwaan, dengan kalimat tauhid: "La ilaha illallah" Tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah (QS-37:35). Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan Yang Haq melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosa kita dan bagi dosa orang-orang mu'min, laki-laki dan perempuan (QS-47:19).
c. Selalu berdzikir
Tingkatkan ketakwaan dengan dzikrullah, orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka karenanya dan kepada Allah-lah mereka bertawakkal (QS-8:2). Bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Allah-lah yang memberi rahmat kepada kita dan malaikat-Nya memohonkan ampunan untuk kita, supaya Allah mengeluarkan kita dari kegelapan kepada cahaya yang terang (QS-33:42-43). Allah mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Nya, maka hendaklah kita itu memenuhi segala perintah-Nya dan hendaklah kita beriman kepada-Nya, agar kita selalu berada dalam kebenaran.(QS-2:186)
Firman Allah: Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Rabbmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari `Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy`arilharam. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.(Q.S. Al Baqarah, 2:198)
Selanjutnya bahwa shalat itu pun salah satu cara berdzikir kepada Allah, Maka apabila kita telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Laksanakanlah shalat itu sebagaimana biasa. Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.(QS-4:103). Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: "Rabbana, tiadalah Allah menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Allah, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS-3:191)
d. Meningkatkan ketakwaan dengan niat.
Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Allah tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Allah berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bagianpun di akhirat.
(QS-37:20).
e. Peningkatan ketakwaan dengan amal.
Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya pahala sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya dirugikan. [QS-6:160].
Firman Allah: Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.(Q.S. Al Qariah,101:6-7)
3. DENGAN HIDAYAH: mendapatkan cahya Ilahi.
Orang yang mendapatkan hidayah adalah barangsiapa yang Allah menghendaki akan diberikan kepadanya petunjuk, niscaya Allah melapangkan dadanya (QS-6:125). Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk menerima agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya (QS-39:22). Maka Allah singkapkan daripadanya tutup yang menutupi matanya, maka penglihatannya pada hari itu amat tajam.(QS-50:22)
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Allah kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(Q.S. An Nur, 24:35)
BERSAMBUNG.
Sydney, 21 Oktober 2013.
Ki H. Dr. Ihwan Natapradja.

No comments:
Post a Comment