Friday 8 November 2013

BAHASAN HIJAB - Bagian 3

III. MENYINGKAP HIJAB HATI

Salah satu cara untuk menyingkap hijab hati adalah dengan:
1) Menuntut dan mengamalkan Ilmu, orang berilmu ditinggikan derajatnya oleh Allah s.w.t.: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Al Mujadilah, 58:11)

2) Memerangi hawa nafsu
Hati harus selalu dikuasai oleh ingat kepada Allah, niscaya akan lepas dari pengaruh setan. Jika nafsu sudah mengalahkan hati, maka ia dapat mengahalau hakikat dzikir, mengeluarkannya dari substansi hati. Akhirnya hati menjadi kosong untuk kemudian dikuasai oleh hawa nafsu. Hati orang yang takwa bebas dari hawa nafsu.

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Yunus, 10:53)

3) Tidak berbuat syirik:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan (Allah) mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
(Q.S. An Nisa’, 4:48).

4) Mendekatkan diri dengan Allah.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntung.
(Q.S. Al Maidah: 35)

IV. HIJAB ANTARA ALLAH DAN MANUSIA

1. Terhijab Kegelapan Murni: orang yang demikian disebut Mulhid atau Atheis, mereka tidak beriman kepada Allah dan mengutamakan kehidupan dunia di atas kehidupan akhirat. Mereka Tidak memiliki pengetahuan pencerapan kesadaran dirinya atau gambaran tetang dirinya mengalami kehidupan hewani

Orang yang demikian antara lain:
a. Memenuhi dirinya dengan ambisi, nafsu, kesenangan.
b. Memenuhinyan dengan kekuatan, arogansi.
c. Senang akan kakayaan, kemakmuran dan kebendaan.
d. Senang akan kemasyhuran, kepopuleran.

Firman Allah:
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? (Q.S. Al Furqan, 25:43)

2. Terhijab Cahaya dan Kegelapan: orang yang demikian terhijab panca-inderanya, khayalinya dan akalnya baik oleh cahaya ilahi yang bercampur dengan kegelapan. Mereka berperilaku atau sebagai Penyembah Berhala, Penyembah Keindahan, Penyembah Benda, Penyembah Cahaya, Penyembah Cahaya & Kegelapan 

KEGELAPAN DARI PANCA INDERA antara lain:
a) Penyembah berhala: mereka yang membuat tuhan sendiri, membuat sesembahan sendiri, seperti patung, arca, benda-benda berbentuk makhluk lainnya.
b) Penyembah keindahan: mereka yang menyembah, makhluk ciptaan Allah seperti: pohon, bunga-bunga, gunung, sungai, batu dlsb.
c) Penyembah Benda, maksudnya benda yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap kehidupan manusia, misalnya : Astrologi.
d) Penyembah Cahaya: mereka yang meyembah matahari, bulan, bintang dan sebagainya.
e) Penyembah cahaya dan kegelapan: menduakan Tuhan.

Firman-firman Allah mengenai hal ini antara lain:
Dan (begitu pula) Aku memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Qur'an) pada permulaannya, dan Aku biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. (Q.S. Al An’am, 6:110)

Dan Allah-lah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.(Q.S, Al Mu’minun, 23:78)

Mereka itulah orang-orang yang dila`nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.(Q.S. Muhammad, 47:23)

KEGELAPAN DARI KHAYALI
a) Mujassimah, maksudnya orang yang mewujudkan Tuhan.
b) Karramiyah, mereka yang menafsirkan atau menganggap Tuhan secara Harfiah.


3. Terhijab Cahaya Murni/Cahaya Ilahi.
a) Orang yang mengetahui makna siffat Allah s.w.t., seperti kalam, wadah, qudrat dan ilmu tetapi enggan mendefinisikannya, hanya ingin mentafrikan saja.
b) Orang yang lebih maju dan tingkatannya lebih tinggi adalah yang mengetahui bahwa adanya malaikat penjaga, pendamping dan penyaksi utusan Allah.
c) Orang yang tingkatnnya setinggkat lebih tinggi lagi yaitu yang menghambakan dirinya dan pelayanan ibadahnya kepada Allah.
d) Orang yang terbakar oleh cahaya Allah, mereka sampai pada peringkat akhir akan tetapi melupakan diri sendiri sebagai hamba Allah.
e) Mereka ini tertutup indera, khayali dan akalnya, enggan mendefinisikan secara langsung,

Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan daripada-Nya. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.(Q.S. Al Qasas :88).

1. Mereka itu orang yang kesimpulan akalnya salah dan perkiraan analogisnya keliru serta diliputi kegelapan.

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (Q.S. At Taubah, 9:32)

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?" Perhatikanlah, bagaimana Aku berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Ku), kemudian mereka tetap berpaling (juga). (Q.S. Al An’am, 6:46)

Dan sesungguhnya Aku telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Aku belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Aku telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. 
(Q.S. Al Ahqaf, 46:26).

V. TINGKATAN PEMAHAMAN MANUSIA 

Untuk menghilangkan hijab tadi ada tiga tingkatan manusia yaitu mereka yang hanya mengetahui zhahir saja, tidak mengetahui makna batiniyah dan yang insan kamil.

1. Insan Kamil yaitu manusia sempurna yang cahaya ilmunya tidak menyebabkan padamnya ketulusan (waka’) sikapnya di hadapan Allah s.w.t. Mereka tidak melampaui batasan apapun di antara batasan-batasan syariat.
2. Hasyawiyah, orang yang tidak mengetahui makna bathiniyah yaitu rahasia di balik sesuatu.
3. Bathiniyah, mereka yang hanya mengetahui segala yang zhahir atau nyata (kongkrit) saja.
Firman Allah: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan (Allah) memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.S. Al Nahl, 16:78).

VI. HIJAB AKAL

1. Khayal
2. Prasangka yang keliru.

Salah satu hijab akal antara lain dengan melemparkan khayalan ke dalam hati, khayalan tetang Allah s.w.t. yang berupa khayalan-khayalan yang tidak mungkin melekat pada diri Allah, sehingga dapat menjadikan ia kafir atau akhli bid’ah. Ia mengira bahwa khayalan-khayalan tersebut adalah bentuk ma’rifat dan persaksian dengan mata hatinya, ia mengira bahwa ketersingkapan itu adalah berkat kecerdasan dan kelebihan akalnya.

Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Rabbana, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin". (Q.S. Al Ahzab, 32:12).

Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Aku singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. (Q.S. Qaf, 50:22)

Semoga bermanfaat
.
Sydney, 6 Nopember 2013
Ki H. Dr. Ihwan Natapradja.



No comments:

Post a Comment